• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Desk Investasi Hadir di Batam, Perizinan Bakal Makin Cepat dan Transparan

    Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani. (Foto: JawaPos)

    Batam, Melayupedia – Pemerintah terus mendorong penguatan iklim investasi di daerah strategis, salah satunya di Kota Batam. Pada Jumat (27/6/2025), Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani bersama Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) terkait Pengembangan Investasi di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam.

    Penandatanganan MoU ini mencakup beberapa poin penting, antara lain pertukaran data, sinkronisasi perencanaan, percepatan proses perizinan, pengembangan peluang investasi, hingga pembentukan Desk Peningkatan Realisasi Investasi di Batam sebagai kanal respons cepat terhadap berbagai hambatan di lapangan.

    Dalam keterangannya, Rosan menekankan pentingnya peran investasi sebagai salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi nasional. "Investasi merupakan kontributor terbesar kedua terhadap PDB setelah konsumsi domestik. Saat ini, kontribusinya mencapai 29-30%, sementara konsumsi berada di angka 53-55%. Maka, tidak bisa kita pandang sebelah mata," ujarnya.

    Ia menyebutkan, langkah ini juga merupakan upaya konkret mewujudkan target ambisius Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% pada 2029.

    Dalam MoU tersebut, disepakati pula penempatan tim dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM di Batam untuk memperkuat pelayanan serta mempercepat sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah.

    "Desk ini akan mempercepat fasilitasi investasi yang masuk. Apalagi BP Batam memiliki otoritas khusus dalam perizinan berusaha. Maka kami akan fasilitasi melalui integrasi sistem OSS nasional," jelas Rosan.

    Wali Kota Batam dan Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, menyebut kerja sama ini sebagai langkah konkret merespons tantangan yang kerap dihadapi pelaku usaha, terutama soal birokrasi yang dinilai masih panjang dan berbelit.

    "Semua langkah ini merupakan manifestasi komitmen kita bersama, untuk tidak hanya menciptakan kawasan yang ramah investasi, tetapi juga adaptif dan responsif terhadap perkembangan global," tegas Amsakar.

    Ia turut memaparkan sejumlah proyek strategis yang tengah menarik perhatian investor. Di antaranya adalah Nongsa Digital Park yang bergerak di bidang kecerdasan buatan (AI), proyek Solar Home System, serta pengembangan KEK Kesehatan Sekupang yang menggandeng Mayapada Group.

    "Solar Home System saja, sudah ada dua perusahaan yang menyatakan minat berinvestasi. Kalau ini terealisasi, dampaknya akan luar biasa untuk ekonomi lokal," kata Amsakar optimistis.

    Berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, total realisasi investasi di Batam sejak 2020 hingga triwulan I 2025 mencapai Rp100,5 triliun. Lima sektor penyumbang terbesar adalah:

    1. Industri Mesin dan Elektronik – Rp 23,93 triliun

    2. Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran – Rp 15,78 triliun

    3. Industri Kimia dan Farmasi – Rp 9,33 triliun

    4. Industri Makanan – Rp 8,33 triliun

    5. Jasa Lainnya – Rp 6,92 triliun

    Sementara itu, Singapura tercatat sebagai negara investor asing terbesar dengan nilai investasi mencapai Rp 33,78 triliun dalam periode tersebut.

    Langkah strategis ini diharapkan tidak hanya memperkuat posisi Batam sebagai magnet investasi, tetapi juga menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan.