• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Raja Ali Kelana dan Batam Brickworks yang Dikenal Dunia di Abad ke-18

    Batam Brickworks Batam Kepri (IST)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Industri manufaktur yang kian berkembang dan canggih di Batam saat ini, ternyata sudah mulai ada sejak akhir abad ke-18.

    Salah satunya adalah keberadaan pabrik batu bata terkemuka, di zaman Batam Brickworks.

    Batam Brickworks ternyata, memiliki kantor pemasaran di Prinsep Street 135, Singapura.

    Berdasarkan arsip dari The Singapore and Straits Directory for 1901, ada puluhan iklan Batam Brickworks yang terekspos di majalah berita Singapura pada waktu itu.

    Di masa itu pula, Batam Brickworks menjadi salah satu perusahaan penghasil batu bata terbesar di Kepulauan Riau-Lingga.

    Kualitas batu bata bikinan Batam Brickworks saat itu, bahkan mampu bersaing dengan batu bata dari Skotlandia.


    Berkat kualitas dan mutu produknya yang bagus, Batam Brickworks kerap memenangkan sejumlah penghargaan di Singapura, Semenanjung Melayu, hingga Kawasan Timur Jauh.

    Tembus Hingga $160

    Singapura dan daerah di dekat jalur perdagangan internasional, yang berkembang pesat pada era itu menjadikan kebutuhan akan batu bata semakin meningkat.

    Hal itu membuat harga jualnya naik cukup tinggi.

    Pada tahun 1909 harga jual per Rp 10 ribu batu bata, berkisar hingga $160.

    Puncaknya, perusahaan ini memenangkan salah satu penghargaan bergengsi pada Hanoi Exposition tahun 1902.

    Dan 1903 di Hanoi dan Penang Agricultural Show di Pulau Pinang tahun 1901.

    Namun, perjalanan pabrik Batam Brickworks dalam memenuhi pasokan bahan bangunan, memiliki lika-likunya sendiri.

    Seperti, sempat beralih tangan dari perkongsian Raja Ali Kelana dengan Ong Sam Leong kepada Sam Bee Brick Works pada 1910.

    Di bawah manajemen Sam Bee Brick Works, label BATAM pada batu bata tetap digunakan.

    Satu dekade kemudian, pabrik Batam Brickworks kembali dipegang oleh perusahaan Ong Sam Leong dan agen pemasaran Messrs. Boustead & Co. dari Eropa pada 1921.

    Ancaman Belanda

    Kejayaan Batam Brickworks di bawah manajemen Raja Ali Kelana, lambat laun tergerus dengan adanya persoalan internal.

    Salah satunya seperti macetnya produksi dan masalah keuangan. Selain itu, Batam Brickworks menghadapi masalah sabotase dari pihak eksternal terkait politik.

     

    Raja Ali Kelana menurut sejarah diduga merupakan salah seorang tokoh dari kelompok, yang melawan politik kolonial pemerintahan Hindia Belanda, yang memegang konsesi wilayah Pulau Batam sejak adanya Traktat London.

     

    Alasan tekanan politiklah yang membuat Raja Ali Kelana, mau tak mau harus melepaskan aset produksi Batam Brickworks pada perusahaan lain.

    Ia kemudian hijrah ke Johor, guna menghindari ancaman dari Belanda pada 1911.

     

    Foto : batam-pedia.blogspot.com