• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Kesenian Berdah Kabupaten Lingga, Kini Semakin Langka

    Kesenian Berdah Kabupaten Lingga, Kini Semakin Langka (Dok. bualbual.com)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Biasanya, jika sedang ada hajatan apa saja, selalu ditampilkan berbagai kesenian. Sebut saja tarian, nyanyian ataupun yang lainnya, sebagai penanda adanya hajatan yg sedang berlangsung.

    Sama halnya dengan kesenian Berdah, yang menjadi penanda orang berhajat dalam masyarakat Melayu Kepulauan Riau (Kepri), termasuk di Kabupaten Lingga.

    BACA JUGA:

    Disengat Ikan Sembilang? Tenang, Pakai Limau Kasturi Saja

    Ritual Bale Kampung di Kelumu, Tolak Bala dan Lancarkan Rezeki

    Gendang Ronggeng Induk dan Anak, Iringi Tarian Melayu Kepri

    Berdah merupakan salah satu kesenian  tradisional masyarakat Melayu, yang bernuansa Islam. Pada acara helat sunat Rasul, helat nikah kawin, hari-hari besar Keislaman selalu ditampilkan kesenian berdah ini.

    Coraknya sangat islami, sebab syair yang dilantunkan berisikan riwayat junjungan Nabi Muhammad SAW dan puja-puji zikirullah.

    Berdah lebih identik dengan kesenian, yang bentuknya seperti rebana. Pemainnya membawakan syair yang berisi salawat nabi dan zikir.

    Alat musik pengiring Berdah adalah rebana yang berdiamater 50 cm, kulitnya dari kulit kambing jantan. Musik Berdah sendiri terdiri dari unsur-unsur melodi vokal (nyanyian) dan ritme alat musik bebane.

    Melodi vokal dibawakan secara koor (chorus), oleh sejumlah musisi dengan tekstur homophony melalui beberapa teknik. Sedangkan pola-pola ritme pengiring melodi vokal juga, dibawakan oleh para musisi dengan menggunakan beberapa teknik.

    Pemainnya dalam posisi bersila dan semuanya laki-laki. Jumlah pemain biasanya berjumlah ganjil, misalnya 5, 7 hingga 15 orang.

    Nah, dalam permainannya para musisi adakalanya membentuk formasi melingkar dan biasanya disesuaikan dengan tempat yang telah disediakan oleh pihak penyelenggara pertunjukan.

    Posisi melingkar bertujuan agar para musisi bisa saling berhadap-hadapan, dalam posisi duduk bersila. Agar terjalin komunikasi antar musisi, untuk bisa saling mengontrol permainan satu sama lain. 

    Berasal dari Arab

    Ternyata, kesenian Berdah merupakan kesenian yang berasal dari Arab. Pada awalnya, kesenian ini dibawa oleh pedagang-pedagang Arab bersamaan dengan aktivitas perdagangannya ke Asia Tenggara, yaitu daerah Terengganu di semenanjung Malaysia.

    Daerah Terengganu ini, merupakan daerah yang cukup ramai disinggahi oleh para pedagang Arab. Yang kemudian terjadilah proses akulturasi budaya, yang memberikan kontribusi positif kepada masyarakat setempat.

    Kedatangan kesenian Berdah ke Terengganu bersamaan dengan upaya para pedagang tersebut, menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat. Seperti yang dilakukannya juga di pusat-pusat perdagangan lain, di tempat-tempat mereka berlabuh (berdagang).

    Sayangnya, saat ini berdah sudah jarang ditampilkan. Dulunya pada zaman dahulu, berdah tampil setiap acara yang berbau islami. Biasanya ditampilkan selesai Isya sampai salat Subuh. Tapi kini disesuaikan dengan kondisi acara.

    Tradisi pertunjukan musik berdah belum dirasakan, mengalami pergeseran secara signifikan dari dulu hingga kini.

    Tetapi dalam penyajiannya saja yang bertambah, di antaranya penyajian dalam konteks kegiatan pemerintah daerah. Seperti penyambutan tamu penting, resepsi dari rangkaian acara penyambutan tamu dan acara-acara program tertentu bagi pemerintah.